Langsung ke konten utama

Sekedar wacana

Hidup begitu penuh dengan kebimbangan karena kurang ilmu untuk menjalaninya. Bagaimana seorang diri harus mandiri di tengah pergulatan globalisasi yang semakin hari semakin membawa kebengisan dalam kehidupan manusia. Kini begitu penuhnya dunia dengan asap kemaksiatan yang menjalar dari kota A sampai kota Z. Bagaimana pula kita yang masih tertinggal jauh dengan zaman bisa mengimbangi kecepatan pengaruh zaman itu sendiri?
Dengan apa lagi kita harus berupaya untuk terus berjuang melawan arus yang semakin tinggi melebihi tingginya pendidikan dan ilmu yang kita punya? Selebihnya kita masih mampu untuk berjalan dengan perkembangan zaman, yah meski tidak sejajar namun kita tetap di belakangnya, yang penting gak jauh-jauh.........
Yah hanya sekedar memberi tahu bagaimana edannya zaman sekarang ini. Kecepatan menyebarnya bagai kilat....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HARGA HATI KITA

Memang sakit rasanya jika kita dituduh tanpa bukti dan memang kita tidak bersalah. Kapanpun kita melangkah dan kemanapun kaki berdepak, rasanya kita selalu salah dimata mereka. Meski itu terjadi rasa tabah memang harus tetap jadi pegangan. Kalu tidak mungkin kita juga akan terbawa amarah dari hati kita yang jengkel. Kita merasakan hal yang sama jika kita disakiti seseorang. Kita menanyakan banyak hal pada diri kita sendiri mengapa mereka melakukan ini pada kita. Kita mencoba membenarkan diri dengan mencari kesalahan kita sendiri. Tapi, semua orang tau sabar ada batasnya meski kita juga tidak pernah tau dimana batas sabar itu sendiri. Kita juga punya hati yang perlu dihargai, kita punya perasaan yang harus dihormati. Kita mencoba menghargai jika kita juga dihargai, kita juga berusaha menghormati orang lain jika kita juga dihormati orang lain. Itu manusiawi sekali. Namun manusia juga punya emosional yang berbeda-beda. Tapi semoga dengan banyak perbedaan itu kita manusia bisa bersatu deng...

KASIH SAYANG

Apakah artinya perbedaan dibandingkan dengan banyaknya persamaan di antara kita. Bukankah kit asama-sama membutuhkan sesuap nasi tanak dan seteguk air segar demi memenuhi lapar dan dahaga? Kita juga sama-sama menangis di kala sedih dan tertawa di saat gembira. Kita sama-sama gemetar sewaktu ketakutan melanda serta tergelak ketika kegembiraan menerpa. Kita sama-sama berkeringat di bawah terik matahari, dan menggigil ditelan dinginnya malam. Tidakkah kita melihat begitu banyak persamaan diantara kita sampai-sampai muskil menghitungnya? Lalu mengapa secuil perbedaan yang dipicu oleh keinginan, hasrat dan nafsu manyangsikan semua kesamaam kita? Mengapa kita, seolah memiliki lebih banyak waktu untuk mengais-ais perbedaan, menggoreskan garis pemisah, memancang bendera kami dan kau? Tidak cukupkah satu persamaan di antara berikut ini memupuskan kegigihan untuk mempertahankan warna-warni itu. Bukankah kita sama-sama membutuhkan kasih sayang??

“Bangkitlah Sahabat”

khusus buat kamu sahabat penaku Aku mengerti….. Bahkan aku ikut merasakan kepedihan hatimu sobat ketika cinta harus berakhir di persimpangan jalan hingga kau anggap semua ini akan berakhir jua… Lalu…. Apakah dengan air mata semua itu akan kembali atau dengan meratapi dan mengenang masa lalu membuat jiwamu kembali….. Lalu akan berapa banyak air matamu kau tumpahkan dan berapa lama jiwamu kaubelenggu dengan masa lalu Bukan….. Bukan itu jalan yang terbaik sobat…. Kau harus bangkit… kau harus tunjukan padanya bahwa kaupun bisa bahagiatanpa dia… aku yakin itu….. Kau adalah wanita perkasa wanita yang tegar dalam menghadapi ini semua. Jangan kau tengok kebelakang lihatlah kedepan….. Karena disanalah kau gantungkan semua mimpi mimpi indahmu kau gantungkan semua harapanmu…. Hanya satu pintaku padamu sobat…. Lanjutkan hidupmu dengan lebih bijaksana lagi…